Posts

"Perjamuan"

Perjamuan adalah judul kisah inspiratif yang sangat menampar kesadaran saya. Kisah ini saya dapatkan saat membaca buku Merry Riana "A Gift from a Friend". Saya beruntung menemukan kisah ini. Karena saya tidak ingin menikmati kisah ini sendirian, saya akan membaginya dengan teman-teman. Semoga kisah ini membawa perubahan di kehidupan kita. Inilah kisahnya. Selamat membaca. 😊 ••• Ada seorang pemuda miskin yang ingin pindah dari kampung kecil ke kota besar.  Dia menjual semua harta miliknya yang tidak seberapa dan membeli sebuah tiket kapal laut untuk pergi ke kota besar. Dia  juga membawa beberapa Potong Roti untuk bekal perjalanannya. Kapal pun mulai bergerak setiap hari. Pemuda miskin ini makan sepotong kecil roti yang di bawanya sebagai pengganjal perut supaya tidak merasa lapar. Suatu hari dia menyadari bahwa di kapal ini ada perjamuan  di ballroom kapal tersebut setiap waktu makan siang dan makan malam. Dia melihat banyak orang bersenang-senang di sana berkelimpahan

Menjadi Manusia yang Pandai Bersyukur

Image
Saya agak lupa, tepatnya setahun atau dua tahun lalu diberi kesempatan hurmat di Haul Akbar Solo.   Saat itu saya berangkat dari Jogja menggunakan motor bersama teman hidup saya, Ning  Umronah  yang paling sabar dan bijak. Tanpa perencanaan matang, tidak tau akan bermalam di mana, tidak pernah ke Pasar Kliwon juga sebelumnya, tapi kami nekat berangkat. Alhamdulillah ada teman lain yang kebetulan mau berangkat malam itu juga. Kami kumpul di komplek Candi Pra mbanan karena rekan kami yang agak ngeslin  :  itu merupakan aseli warga Klaten, Ijat  Jatmiko  namanya,  Agus Trisetyo  yang baru selesai ngaji di pondoknya di mBantul juga ikut berangkat malam itu. Lebih kurang pukul 8 malam kami meluncur menuju Solo menembus jalanan yang grimisnya blok-blokan. Sampai di Solo sekitar pukul setengah sepuluh malam. Kami berhenti di pinggir jalan menunggu kedatangan bis yang membawa Nyonyah  Novi Ratnasari  dari kampung halamannya, Madiun. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya kami

Analisis Novel tarian Bumi Karya Oka Rusmini

Tarian Bumi: Gugatan Feminisme Oka Rusmini Novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini pertama kali diterbitkan pada tahun 2007 oleh penerbit Indonesiatera. Dalam novel ini, Oka Rusmini menyoroti masalah sosial dan adat istiadat di Bali yang digambarkan dengan spesifik  sehingga mampu memberikan pegetahuan baru bagi pembacanya tentang sisi lain pulau Bali yang tidak pernah muncul ke permukaan. Sebagaimana yang dimuat pada sampul belakang novel ini. ”Jika novelis Inggris, Graham Greene merasa menemukan India yang sebenarnya justru dalam novel dan cerita-cerita pendek yang ditulis R.K Narayan, maka tak berlebihan jika kita pun merasa telah menemukan Bali yang sebenarnya melalui novel ini.” (Horison, Juli 2011)  Masalah sosial yang ditampilkan oleh Oka Rusmini dalam Tarian Bumi yakni masalah perempuan dan kehidupan yang melingkupi perempuan Bali: kasta dan perkawinan. *** Sinopsis Novel Tarian Bumi mengisahkan seorang perempuan sudra bernama Luh Sekar, yang memiliki ambisi untuk men

Analisis Novel Bukan Pasar Malam Karya Pramoedya Ananta Toer

Bukan Pasar Malam : Gugatan Sosial Pramoedya Ananta Toer Bukan Pasar Malam merupakan sebuah novel karangan Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1951 oleh Balai Pustaka dan pernah dinyatakan terlarang pada tahun 1965. Pada tahun 1999, novel ini diterbitkan kembali oleh Bara Budaya. Kemudian pada April 2004, novel ini diterbitkan dan diluaskan persebarannya oleh Lentera Dipantara. Sebagaimana kita ketahui, Pramoedya Ananta Toer adalah anggota Lekra yang beraliran realisme-sosialis, yaitu suatu aliran kesenian yang semangatnya adalah membela kepentingan rakyat. Satu ciri khas dari realisme sosialis yakni menempatkan seni sebagai media bagi tumbuhnya kesadaran. Novel Bukan Pasar Malam ditulis sebagai gugatan sosial sekaligus pembelaannya terhadap nasib pahlawan atau pejuang kemerdekaan yang tidak mendapat perhatian khusus dari negara. *** Sinopsis Novel Bukan Pasar Malam menceritakan tokoh Aku, seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayah

Analisis Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A. Navis

Robohnya Surau Kami : Konsep Keseimbangan Beragama Karya A.A. Navis A.A. Navis telah menentukan tempatnya sebagai seorang prosais Indonesia yang tajam dalan menyindir dan membedah sifat-sifat manusia yang tamak, jahat, kejam, dan tak kenal belas kasihan, yang dalam kehidupan sehari-hari hendak ditutupinya dengan ibadah, kesantunan, dan kebaikan lewat cerpennya yang pertama diterbitkan dalam majalah kisah , yang berjudul Robohnya Surau Kami . Cerpen ini telah dibukukan dan berisi 8 buah cerpen. (Rosidi, 1968: 156) Robohnya Surau Kami merupakan suatu sindiran terhadap orang-orang beragama yang menjalankan suruhan-suruhan Nabi secara membuta, sehingga melupakan amal perbuatan duniawi. (Rosidi, 1986: 157) Tidak salah jika Navis dikatakan sebagai prosais yang pandai menyindir, karena apa yang diceritakan oleh Navis berangkat dari kenyataan sehari-hari. Navis sendiri tidak ragu-ragu mengakui bahwa cerpennya diilhami oleh yang didengar, dilihat, dialami, dan diamati di sekelilingny

Analisis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah Karya Hamka

Pesan Dakwah dalam Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah Karya Hamka Di Bawah Lindungan Ka'bah adalah roman yang ditulis oleh  Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) . Hamka dikenal sebagai seorang ulama yang yang suka membuat roman. Ia bahkan pernah digelari “seorang alim pembuat roman”, yaitu gelar yang dimaksudkan untuk mengejek, sebab tidak lazim seorang ulama  mengarang roman. Menurut pemahaman sebagian orang, roman adalah bacaan dan karangan yang mengutamakan dunia saja. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian, di dalam karangan-karangan Hamka, banyak diselipkan pemikiran-pemikiran yang tinggi, ajaran-ajaran keislaman dan sindiran-sindiran atas adat-adat masyarakat yang menurut Hamka tidak baik atau berlawanan dengan Islam. Roman atau novel ini ter masuk karya sastra yang dilabeli “ sastra klasik ” Indonesia. Novel pendek ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1938 oleh Balai Pustaka. *** Sinopsis Novel karya Hamka yang berjudul Di Bawah Lindungan Ka'bah ini

Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari

Sentuhan Dakwah dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari Novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel ketiga dari Ahmad Tohari. Sebelum cerita ini diterbitkan sebagai buku (novel), cerita ini pernah dimuat di Harian Kompas sebagai cerita bersambung (17 Juli sampai 21 Agustus 1982), dan belum banyak tanggapan terhadapnya. Namun, setelah diterbitkan menjadi buku pada akhir 1982, novel ini mendapat banyak tanggapan yang beraneka ragam. Novel Ronggeng Dukuh Paruk merupakan bagian pertama dari sebuah trilogi. Novel keduanya berjudul Lintang kemukus Dini Hari (1985), dan yang ketiga berjudul Jantera Bianglala (1986). Para pengamat sastra sebagian besar menanggapi novel ini sebagai novel yang tampil dengan latar yang amat kuat, memikat, dan khas. Sapardi Djoko Damono dalam resensinya yang dimuat Majalah Tempo menyebut novel ini sebagai "dongeng modern", sedangkan Umar Junus ( Pelita , 23 April 1991) menyebutnya sebagai novel yang di dalamnya mengandung imbauan terhad